HUTABAYU, BENTENGSIANTAR.com– Proyek pembangunan saluran irigasi di Huta I Ujung Kapal, Nagori Bosar Bayu, Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun, terkesan asal jadi. Dugaan proyek yang bersumber dari dana desa itu, tidak sesuai bestek, umumnya proyek irigasi.
Dari pantauan langsung BENTENG SIANTAR, di lokasi pembangunan proyek, terlihat adukan semen dan pasir, rasio nya bukan satu banding tiga, melainkan satu banding lima. Satu zak semen, lima beko pasir.
Dugaan penyimpangan berikutnya, ada pada pemasangan pondasi irigasi tanpa terlebih dahulu dilakukan penggalian. Batu pondasi diamparkan begitu saja di atas permukaan tanah.
Melihat kejanggalan itu, BENTENG SIANTAR kemudian mewawancarai para pekerja. Dari wawancara itu diketahui jika mereka bukan warga setempat, melainkan warga Afdeling IV Kerasaan.
“Kami bukan warga sini, bang. Kami hanya pekerja,” kata salahseorang pekerja tanpa ingin memberi tahu namanya, belum lama ini.
Baca: PPKM di Simalungun: Pesta Kawin Oknum Dewan Lanjut, Hajatan Warga Bubar
Baca: Proyek Drainase di Jalan Wahidin Siantar Sarat Korupsi, Tiap Hujan Dilanda Banjir
Dari keterangan pekerja itu juga diketahui bahwa kegiatan pembangunan irigasi itu bukan dilakukan secara swadaya oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air, bukan juga Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air, dan atau Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air. Menurut mereka kegiatan itu dilaksanakan oleh pihak ketiga, bukan secara swakelola oleh masyarakat setempat.
“Kami bekerja sesuai arahan pemborong,” ujarnya ketika ditanya alasan mengapa tidak membuat galian sebelum membangun pondasi irigasi.
Dari sebuah plank di lokasi kegiatan, diketahui jika dana pembangunan irigasi itu bersumber dari Dana Desa Tahun 2021, dengan anggaran sebesar Rp178 .971.800. Kemudian, panjang bangunan irigasi 384 meter, dengan type (50/40/60) cm.
Baca: Buntut Pesta Kawin Putri Anggota DPRD Simalungun, Camat Hutabayu Raja Dicopot
Baca: Jaksa Harus Transparan Usut Dugaan Korupsi Proyek Drainase di Wahidin Siantar
Sementara itu, Pangulu Nagori Bosar Bayu Robbel Simanjuntak, belum memberikan keterangan terkait dugaan-dugaan penyimpangan pembangunan irigasi tersebut. Upaya konfirmasi lewat telepon dan WhatsApp sudah dilakukan, tapi belum diterima penjelasan dari Robbel Simanjuntak.