Mangapul Purba, dari Bertani Jadi Politisi, Ini Perjalanan Karirnya

Share this:
CHANDRO PURBA-BMG
Mangapul Purba SE saat berbaur dengan masyarakat Sibuntuon dalam Acara Syukuran Pesta Bona Taon ke-IV Huta Sibuntuon Sekitarnya Tahun 2019 yang digelar di lost Pekan Sibuntuon, Kecamatan Dolok Pardamean, Simalungun, Rabu (2/1/2019).

Di sela-sela kesibukannya sebagai politisi, Mangapul selalu menyempatkan diri untuk bertani. Saat ini, Mangapul menanam jeruk di dua daerah di Simalungun, yakni Saribudolok, Kecamatan Silimakuta dan Tiga Dolok, Kecamatan Dolok Panribuan. Mangapul pun mengusahai kurang lebih 8 hektare (ha) ladang jeruk. Itu sebabnya masyarakat tak jarang menyebutnya sebagai putra ladang.

Mangapul berprinsip, apapun yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, pasti membuahkan hasil.

“Siapapun bisa menjadi apapun. Termasuk petani, bisa menjadi politisi. Tinggal bagaimana cara kita bergaul dan membangun jaringan,” ujarnya.

Akses Pasar dan Stabilitas Harga Adalah Hal Mutlak

Ke depan, Mangapul Purba berencana, memaksimalkan sinergi antara petani dan instansi terkait, seperti dinas pertanian, perdagangan, koperasi, serta pelaku utama pemasaran, untuk kesejahteraan petani itu sendiri.

Sebab, Mangapul melihat, dalam mata rantai pemasaran, para petani, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, masih memiliki posisi tawar yang rendah dan penguasaan akses pasar masih terbatas.

“Fluktuasi harga masih tidak beraturan,” ucap Calon Anggota DPRD Sumatera Utara Nomor urut 1 dari PDIP ini.

Oleh karena itu, kata Mangapul, jika instansi pemerintah mampu menjembatani hubungan kerjasama antara pekaku utama dengan pelaku usaha, maka jarak antara petani dan pedagang bisa diperkecil.

“Akses pasar dan stabilitas harga adalah hal mutlak. Itu tidak bisa ditawar jika ingin melihat petani kita sejahtera,” tegasnya.

Namun, tambah Mangapul, untuk mencapai hal itu. Keseriusan sangat diperlukan. Sebab, realita di lapangan menunjukkan bahwa tidak mudah membangun sinergi lintas sektoral, karena selain masing-masing istansi masih mempertahankan ego sektoral, ketersediaan data yang akurat dan valid juga sering menjadi kendala.

BacaMangapul Purba Perkenalkan Tiga Lagi Kartu Sakti Jokowi, Apa Saja Itu?

BacaRibuan Masyarakat Siantar Doakan Mangapul Purba Jadi Anggota DPRD Sumut

Mangapul berpendapat, masih banyak instansi yang hanya memiliki data manual yang keakuratan dan validitasnya masih diragukan. Padahal, kalau setiap instansi terkait sudah memiliki data digital yang bisa diakses secara online, tentu akan lebih mempermudah sinergi antar instansi tersebut.

“Itulah yang kemudian menjadi titik lemah, belum efektifnya sinergi lintas sektoral dalam membantu pemasaran produk pertanian. Makanya, keseriusan dibutuhkan di sini,” imbuhnya.

Share this: