SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Sepekan menjelang Lebaran, beberapa jenis kebutuhan pokok di Kota Siantar mulai mengalami kenaikan harga. Hal ini terungkap saat Kepala Kanwil Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Sumut Ramli Simanjuntak melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah daerah, salah satunya Pasar Horas Kota Pematangsiantar.
Dalam sidak itu, Ramli didampingi pejabat dari Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar, Kementerian Perdagangan, dan Bulog. Ramli mengaku, pihaknya melakukan sidak karena belakangan ini terjadi kenaikan harga untuk sejumlah komuditas.
“Ini untuk kepentingan masyarakat karena belakangan ini inflasi di Sumut sempat naik sekitar 1 persen,” ujar Ramli, saat ditemui BENTENG SIANTAR di kawasan Pasar Horas, Jumat (31/5/2019).
Berdasarkan data di lapangan, sambung Ramli, harga bawang putih kini mencapai Rp35 ribu per kilogram. Sementara dari importirnya, hanya sekitar Rp22 ribu per killogram. Harga bawang putih ke tangan konsumen dinilai sudah tidak normal dan semua itu ulah agen nakal.
Baca: Sambut Natal dan Tahun Baru, BI Siantar Sediakan Rp1,25 Triliun Uang Pecahan
Baca: Dari Siantar, Latihan Membatik Bersama Sumiharjo Pakpahan Lanjut ke Tanah Jawa
Persoalan lainnya, kata Ramli, harga ayam potong naik sekitar Rp5 ribu per kilogram. Padahal, stok atau produksi ayam potong cukup banyak. Menurutnya, hal ini menjadi perhatian serius. Langkah yang akan dilakukan adalah dengan menegor peternak ayam dan agen nakal.
“Saya ingatkan pabrikan (peternak) untuk tidak memainkan harga. Kita tahu siapa agen-agen pabrikan dan kita tahu berapa harga dari peternak. Jangan ada agen mengambil keuntungan berlebihan. Jika itu terjadi, saya akan memanggil pihak pabrikan dan agennya. Bila perlu, jangan dikasih (ayam potong) ke agennya,” terangnya.
Kemudian, harga cabai merah di Pasar Horas juga sudah cukup mahal. Walau ini sedikit memberi angin segar kepada petani, namun tidak seharusnya terlalu mahal.
“Memang di bulan sebelumnya, harga cabai di petani cukup hancur. Baru sekarang ini mereka bisa menikmati kenaikan,” kata Ramli.
Berdasarkan kajian, kata Ramli, persentase kenaikan harga dari petani hingga ke tangan konsumen idealnya tidak lebih dari 5 persen. Dan masalah ini telah dibahas di Kota Medan.
“Kita akan mendata semua agen agar bisa dipantau harga kebutuhan pokok. Makanya tadi kita tanyakan kepada penjual siapa agennya mereka,” ucapnya.
Masih di lokasi yang sama, Rangga, Kasi Penegakan Hukum Distribusi Barang Pokok Kementerian Perdagangan, menuturkan, hasil sidak itu menjadi bahan evaluasi mereka.
Sementara itu, sejumlah pedagang mengaku terpaksa menaikkan harga karena dari agen pun mengalami kenaikan. Sebagai pedagang, mereka justru berharap harga bisa ditekan sehingga jumlah pembeli tidak berkurang atau malah sebaliknya bisa meningkat.
“Kalau bisa tidak naik karena kita punya langganan. Sekarang ini saja kita usahakan tidak naikkan harga, kasihan pembeli. Mungkin di tempat lain naiknya di angka Rp10 ribu sampai Rp20 ribu. Kalau saya menjual daging sapi masih Rp120 per kilogram. Yang lain sudah Rp130 ribu sampai Rp140 ribu. Kita khawatirkan naik lagi saat Lebaran,” kata Maya, salah seorang pedagang daging sapi.
Baca: Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Ayam Potong dan Telur Naik
Baca: Harga Anjlok, Petani Biarkan Jeruk Menguning di Pohon
Pedagang lainnya, Ramadani membeberkan, jika harga normal ayam potong berkisar Rp28 ribu per kilogram, sekarang sudah di angka Rp35 ribu per kilogram. Dan cabai merah kini di angka 45 ribu per kilogram.