Meninggal Setelah Terkena Gigitan Anjing, dr Ronald: Belum Ada Obat di Dunia!

Share this:
BMG
Ikrar Masta Oktafia boru Sirait, semasa hidup.

Ia menerangkan, pihaknya sudah melalukan pemeriksaan terhadap anjing itu. Dan hasilnya ada di Dinas Peternakan dan Pertanian.

Dalam mencegah penyakit akibat gigitan anjing, kata Ronald, pihaknya sudah memberikan imbauan kepada masyarakat.

“Kita buat pemutaran film (tentang bahaya gigitan anjing). Intinya, kalau sudah tergigit anjing, segeralah melapor ke puskesmas,” terangnya.

Ronald berharap, masyarakat tidak mengabaikan apabila digigit anjing.

“Jangan sepele! Jangan sampai kumannya masuk ke tubuh. Belum ada obatnya di negara manapun itu,” jelasnya.

Pantauan BENTENG SIANTAR, rumah duka terlihat dipadati pelayat. Kerabat serta keluarga tampak silih berganti berdatangan.

Rencananya, jenazah Masta akan dikebumikan hari ini, Rabu (8/5/2019).

Harus Dilindungi dengan Vaksin Rabies

Untuk diketahui, rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.

BacaDampak Vaksin Rubella Belum Berabel Halal Sampai Siantar, Banyak Orangtua Menolak

BacaCurah Hujan Tinggi, Ini Imbauan dr Ronald Saragih

Rabies atau yang dikenal juga dengan sebutan penyakit anjing gila adalah infeksi yang disebabkan oleh virus rabies. Seseorang dapat terkena virus penyakit anjing gila jika digigit oleh binatang yang terinfeksi. Rabies utamanya ada di hewan liar, paling sering ada di sigung, rakun, kelelawar, dan rubah. Binatang peliharaan termasuk kucing dan anjing juga dapat terinfeksi. Saat seseorang mulai menunjukkan tanda-tanda dan gejala rabies, penyakit ini hampir selalu fatal. Karena itu, siapapun yang kemungkinan mempunyai risiko untuk terkena rabies harus dilindungi dengan vaksin rabies.

Share this: