SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Sebelum melakukan pembunuhan terhadap Vicky Erwanto Damanik alias Uwan Damanik, driver ojek online di Siantar, Suheri Sihombing alias Magel memiliki perilaku menyimpang. Sejak tak lagi menjadi satpam di Kalam Kudus, pria berusia 28 tahun itu kerap berteriak sambil lari-lari di sekitar kediamannya Jalan Pane, Kelurahan Karo, Kecamatan Siantar Selatan, Kota Pematangsiantar.
“Dia sering berlari sambil berteriak. Kayak lagi ngejar seseorang. Padahal, nggak ada yang dikejarnya. Macam (seperti, red) halusinasi lah,” ungkap salah seorang warga Jalan Pane, kepada BENTENG SIANTAR, Kamis (3/10/2019).
Melihat keanehan perilaku Suheri, para tetangga pelaku dibuat cemas. Apalagi, Suheri sering menggenggam sebilah pisau ketika bepergian.
Bahkan, kata warga, Wawak (kakak Ibunya, red) dan adik Ibunya pernah mengalami perlakuan kasar Suheri. Wawak-nya ditampar. Adik ibunya dijambak. Tak hanya itu, istrinya juga sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dipukuli dan diancam pakai pisau.
Warga yang mengetahui kejadian itu, kemudian melapor ke pihak berwajib. Atas laporan warga, Bhabinkamtibmas pun datang dan mendamaikannya. Tapi sejak itu pula, istri dan dua anaknya pergi meninggalkan rumah. Begitu pun Wawak dan Ibunya, tidak seorang pun yang berani tinggal di rumah yang berada persis di seberang Auto Graha, bengkel servis dan penyimpanan mobil di Jalan Pane.
“Penganiayaan terhadap istri, Wawak dan adik ibunya, itu terjadi kurang lebih seminggu lalu. Karena tak tahan mendapat perlakuan kasar si Suheri ini, keluarganya pergi semua dari rumah itu,” ujar salahseorang warga yang tak ingin namanya disebutkan.
Sejak itu, Suheri tinggal seorang diri di rumahnya. Perilakunya pun semakin aneh. Ia bahkan sering menerobos masuk ke rumah tetangga dan mengambil makanan tanpa permisi.
Masih menurut penuturan warga sekitar Jalan Pane, sejak tinggal seorang diri, kediaman Suheri Sihombing alias Magel tampak kumuh. Seisi rumah berantakan. Barang-barang yang ada di rumah itu tergeletak tak beraturan.
“Rumahnya juga kotor. Kumuh. Banyak parang di rumahnya,” ucap tetangga pelaku.
Baca: Driver Ojek Online Ditikam Hingga Tewas, Pelaku Diduga Pembunuh Bayaran
Baca: CCTV Sudah Dibuka, Pekerja Warung Ungkap Ciri-Ciri Pembunuh Driver Ojol Siantar
Informasi lain diperoleh jika rumah tersebut telah dijual ke orang lain. Namun, oleh si pembeli rumah keluarga Suheri Sihombing diberi tenggat waktu setahun untuk mencari tempat tinggal yang baru.
“Kami tahu itu, ketika ada seseorang datang ke rumah tersebut saat dilakukan pengembangan. Orang itu heran, kenapa kami bisa masuk rumah padahal pintu dalam keadaan terkunci,” ujar salahseorang personel Sat Reskrim Polres Siantar, yang ikut melakukan penangkapan terhadap tersangka Suheri Sihombing.
Masih informasi dari salahseorang personel Sat Reskrim Polres Siantar. Disebutkan jika Suheri Sihombing juga pernah membuat onar di kawasan Siantar Square, Jalan Vihara, Kota Pematangsiantar. Dia mengancam salahseorang pria di kawasan Siantar Square.
Beruntung, pengancaman itu tidak sampai melukai, karena korban langsung lari menyelamatkan diri. Tindakan Suheri Sihombing itu sempat membuat heboh suasana di pusat jajanan malam Kota Pematangsiantar tersebut.
Namun, tidak seorang pun warga berani mendekati Suheri Sihombing. Setelah melakukan pengancaman, Suheri pergi begitu saja dari lokasi.
Keanehan lain dari perilaku Suheri Sihombing (28), usai menghabisi nyawa Uwan Damanik tidak langsung melarikan diri. Pria yang akrab disapa Magel ini masih sempat membayar mie goreng pesanannya sebesar Rp10 ribu. Sementara, para pengunjung warung saat kejadian sudah berhamburan menyelamatkan diri.
Baca: Akhirnya, Polisi Tangkap Pembunuh Driver Ojek Online Siantar
Baca: Rajamin Bicara Siantar Kota Preman Hingga Pembunuhan Sadis Driver Ojek Online
Yang tertinggal hanya si pemilik warung. Dengan rasa was-was, si pemilik warung pun menerima uang bayaran mie goreng dari pelaku.
“Sudah, gak apa-apa, jangan takut. Berapa tadi, mie goreng saya,” ujar salahseorang petugas Sat Reskrim menuturkan pengakuan si pemilik warung tempat kejadian, Sabtu (28/9/2019) dini hari.
Dari lokasi kejadian, Suheri pergi ke Kandang Besar, Jalan Pattimura. Di sana, Suheri mendatangi salahsatu warnet (warung internet) dan meminjam piring. Kemudian, Suheri memakan mie goreng yang ia pesan dari Jalan Cokro tersebut.
“Malam setelah kejadian itu, si pelaku tidak pergi ke mana-mana. Ia begadang semalam suntuk di seputaran kota ini saja,” ungkap petugas yang tak ingin namanya disebut tersebut.
Keesokan harinya juga, menurut penuturan para tetangga, tersangka Suheri diketahui sama sekali tidak melarikan diri. Ia juga tidak meninggalkan kediamannya. Suheri tetap santai, seakan-akan tak ada masalah. Dia tetap beraktivitas seperti biasanya.
“Setelah kejadian, pelaku selama ini masih ada di rumahnya. Biasa aja. Nggak ke mana-mana. Kami juga gak tahu kalau dia yang membunuh driver ojek online itu,” kata tetangga pelaku.
Dalam konferensi pers yang digelar Polres Siantar, Kamis (3/10/2019), Kabag Ops Kompol Biston Situmorang mengungkapkan, motif tersangka Suheri nekat melakukan pembunuhan terhadap korban Uwan Damanik dikarenakan dapat bisikan gaib. Dari hasil interogasi polisi, pelaku mengaku mendengar kata-kata; ‘kumatikan mata pencaharianmu’.
“Dalam bisikan itu, pelaku mendengar kata-kata ‘kumatikan mata pencaharianmu’. Lalu, tersangka nekat menghabisi nyawa korban,” terang Kompol Biston Situmorang, didampingi Kasat Reskrim Iptu Nur Istiono.
Setelah mendengar bisikan itu, pelaku Suheri meraih belati dari balik bajunya kemudian menikam tubuh korban Uwan Damanik berkali-kali. Akibat penikaman itu, korban Uwan Damanik tidak sadarkan diri hingga akhirnya meninggal dunia sebelum mendapat perawatan medis di Rumah Sakit (RS) Vita Insani Kota Pematangsiantar, Sabtu (28/9/2019) dini hari.
Baca: Mengaku Dapat Bisikan Gaib, Mantan Satpam Kalam Kudus Tikam Driver Ojol
Baca: Driver Ojol Dibunuh, Kabarnya Terlibat Perkelahian di depan Koktong Minggu Lalu
Menurut penjelasan Kepala Forensik RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar dr Reinhard Hutahaean belum lama ini, korban menderita luka serius di sejumlah tubuhnya. Reinhard menyebutkan, ada tujuh luka tusukan senjata tajam (sajam), dengan luka di bagian dada, perut, lengan kanan dan punggung.
“Ada tikaman menembus rongga dada dan perut,” ungkap Reinhard.
Dijelaskan bahwa kematian korban diakibatkan pendarahan terlalu banyak di rongga dada dan perut. Luka tusukan itu disebabkan kekerasan benda tajam.