SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Demi kelangsungan hidup keluarga, terutama anak, apapun dilakukan. Termasuk ketika harus mengumbar aurat di hadapan publik, tak lagi dihiraukan. Mereka hanya ingin diberi kelonggaran agar dapat menggelar dagangan kembali seperti sedia kala.
Ani alias Mami Gendut, salahsatu dari sekian banyak ibu-ibu yang menggelar aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Siantar, Kamis (2/9/2021). Wanita bertubuh tambun itu tampak emosional saat menyampaikan aspirasinya.
Suaranya berapi-api. Dia berteriak, menangis. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, dan anak-anaknya dia harus bekerja keras, menggelar dagangan siang dan malam.
Tapi, kesehariannya itu tak bisa ia lakukan, sejak Pemerintah Kota Pematang Siantar melakukan penyekatan di sejumlah titik ruas jalan inti kota. Termasuk akses ke Jalan WR Supratman, tempat Ani selama ini menggelar dagangan.
Atas arahan pemerintah, Ani pun rela menutup usaha dagang miliknya. Demikian halnya para pedagang lain di seputaran Taman Bunga Siantar.
Baca: Selama Penyekatan, Sayur Busuk di Pasar Horas, Hefriansyah Tidak Peduli
Baca: PPKM di Simalungun: Pesta Kawin Oknum Dewan Lanjut, Hajatan Warga Bubar
Tapi, seiring berjalannya waktu, sama sekali tidak ada perhatian dari pemerintah. Tidak ada solusi.
Sementara, di saat bersamaan mereka punya tanggung jawab memenuhi kebutuhan hidup anak dan keluarganya.
“Tiga rumah tangga, bu.. yang kami perjuangkan,” kata Ani, di hadapan para Anggota Dewan.
Halaman Selanjutnya..
Ani mengatakan, mereka rela melakukan apapun demi anak mereka.
“Apapun kami lakukan untuk makan anak kami, sekolah anak. Bayar koperasi kami lagi, bu,” ujar Ani yang pada saat itu secara spontan membuka bajunya dan bertelanjang dada.
Melihat aksi tak biasa itu, para ibu-ibu pedagang langsung mengerumuni Ani dan berusaha meredam emosinya.
Tapi, Ani berterus saja bersuara lantang. Dia mengatakan, para pedagang selalu menuruti perintah pemerintah, termasuk ketika disuruh untuk tidak berjualan. Namun, selama tidak berjualan, para pedagang tidak mendapatkan bantuan apa-apa.
“Tapi, apa dikasih sama kami, bu? Sudah lama kami tunggu. Mau makan apa kami, bu? Minta tolong lah, bu. Beri kami bantuan. Kami minta tolong,” pintanya.
Menanggapi hal itu, Netty Sianturi, salah seorang Anggota Komisi II DPRD Siantar mengatakan, tuntutan para pedagang akan dibawa ke rapat gabungan komisi.
“Saya juga tidak bisa mengambil keputusan sendiri,” ucapnya.
Sekadar diketahui bahwa penyekatan sejumlah ruas inti kota diberlakukan mengingatkan Kota Pematang Siantar berstatus PPKM Level IV.
Baca: Digerebek Lagi, Kampung Banjar Masih Jadi Lapak Peredaran Narkoba
Akibat penyekatan itu, aksi serupa juga dilakukan para pedagang Pasar Horas. Bahkan, mereka sampai mengibarkan bendera putih pertanda putus asa terhadap kebijakan penyekatan tersebut.