Suaminya Stroke, Nenek Suratmi Asuh 4 Anak yang Menderita Lumpuh Layu

Share this:
FERRY SIHOMBING-BMG
Pemred Benteng Times Chandro Purba menyerahkan sembako kepada keluarga Mujiman dan Suratmi di kediaman mereka, Jalan Hati Rongga, persis di belakang Kantor Pengadilan Agama Simalungun, Nagori Pamatang Simalungun, Kecamatan Siantar, Simalungun, Rabu (6/2/2019).

SIMALUNGUN, BENTENGSIANTAR.com– Kehidupan Nenek Suratmi (60) sangat memprihatinkan. Empat anaknya yang laki-laki menderita lumpuh layu. Mujiman (68), suami yang selama ini diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, sejak tiga minggu lalu mengalami stroke.

Kini, Nenek Suratmi seorang diri harus mengasuh suami dan keempat anaknya. Harapannya hanya satu, berharap mukjizat dari Tuhan untuk kesembuhan suami dan keempat anaknya.

Di rumah semi permanen berukuran sekira 4 x 10 meter, pasangan suami istri itu tinggal bersama keempatnya anaknya, yakni Suwito (39), Adi (30), Rian (26), dan Sanrol (24). Mereka tinggal di ujung gang, Jalan Hati Rongga, Nagori Pamatang Simalungun, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun. Rumah itu berada persis di belakang Kantor Pengadilan Agama Simalungun.

Adapun rumah itu merupakan pemberian Yayasan Rehabilitasi Harapan Jaya, pada 15 tahun silam. Tak banyak barang-barang di rumah itu. Di ruang tamu, hanya ada 1 tempat tidur, 1 sofa, dan radio.

Sehari-hari, keempat anaknya hanya bisa terduduk, bahkan Sanrol hanya bisa tertidur. Untuk makan pun Sanrol tak bisa. Hanya dua anaknya yang bisa ke kamar mandi, itu pun ngesot. Mereka adalah Suwito dan Adi.

Sementara Mujiman kini terjangkit penyakit stroke.

“Sudah tiga minggu bapak begini,” kata Suratmi, sembari menyulangi ubi pada suaminya, saat ditemui di kediamannya, Rabu (6/2/2019).

Suratmi saat menyulangi suaminya Mujiman yang mengalami stroke di kediamannya, Jalan Hati Rongga, persis di belakang Kantor Pengadilan Agama Simalungun, Nagori Pamatang Simalungun, Kecamatan Siantar, Simalungun, Rabu (6/2/2019).

Penyakit yang diderita keempat bersaudara itu sudah mulai terlihat sejak mereka berusia 2 tahun. Berbagai pengobatan medis pun sudah dilakukan, namun tak membuahkan hasil.

“Pas lahir, sehat. Jalan dua bulan, mulai lah muncul penyakit itu,” kata Suratmi.

BacaBerkunjung ke Huta Parik, Basis Banteng di Ujung Padang

Suratmi tidak mengetahui pasti apa yang terjadi pada anak-anaknya. Apalagi, tidak ada riwayat penyakit seperti itu di keluarga Mujiman maupun Suratmi.

Share this: