SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Pertumbuhan media online di Indonesia sangat pesat. Sehingga tidak berlebihan kalau Indonesia dikenal memiliki media yang paling banyak. Menurut data Jurnal Dewan Pers, saat ini, ada lebih dari 43.300 media online. Luar biasa.
Tapi, tidak sedikit di antara mereka yang gagal tumbuh kembang. Sehingga diperlukan strategi agar media siber bisa tetap eksis.
Nah, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Siantar-Simalungun menyadari hal itu dan kemudian menggelar pelatihan workshop sebagai bagian dalam rangkaian Acara Perayaan HUT ke-6 SMSI, bertempat di Toba Hall Hotel Batavia, Jalan Gereja Pematang Siantar, Kamis (25/05/2023).
SEO Specialist Monday Singapore (Monday.com), Duaon Sinaga, yang dihadirkan sebagai narasumber menjelaskan bahwa google memiliki domain otoriti. Kata kunci yang diletakkan di judul dari keyword, harus diletakkan di meta title dan meta description, karena ketika dicari kata kunci, maka berita yang dimunculkan google adalah yang terbaca.
“Google tidak peduli dengan diksi kata yang kita tuliskan dan hanya memunculkan pencarian berita yang kita ketik. Untuk perubahan bahasa-bahasa singkatan atau bahasa anak sekarang yang frontal, google tidak peduli, karena mereka hanya memunculkan kata yang kita ketik atau kita cari saja,” terang Duaon Sinaga dalam paparannya.
Disebutkan, strategi marketing dalam mempertahankan eksistensi media adalah konten dan kecepatan website. Konsistensi pemberitaan meningkatkan rating agar website media tampil dalam daftar utama di papan pencarian google.
Sementara itu, Ketua SMSI Sumatera Utara, Errist J Napitupulu menekankan bahwa kemunculan media ciber bertujuan manangkal berita hoax. Pemerintah dan Dewan Pers membuat aturan tentang pers khususnya media online karena rentan terjerat UU ITE. Tujuannya agar informasi yang disajikan tidak bias, harus sesuai fakta dan akurat serta konfirmasi dua arah jangan berdasarkan emosi pribadi.
Baca: Susanti Sambut Tim Ekspedisi Geopark Kaldera Toba SMSI, Diajak Keliling Kota Siantar, Naik Becak BSA
Dijelaskan, perbedaan media online dan media sosial bisa dilihat dari platform penyajian informasi. Kalau media online, penyajian informasi lewat website berita yang mana informasi disampaikan akurat sesuai dengan fakta yang terjadi tanpa mencampur opini.
Sedangkan, media sosial merupakan komunikasi masyarakat secara online untuk berteman dan berbagi informasi yang belum tentu kebenarannya,” kata Errist.
Walikota Siantar Susanti Dewayani yang hadir dalam acara itu mengatakan bahwa peran insan pers dalam pemerintahan sangat penting, terutama menangkal hoax dan memerangi tindak kriminalitas lewat pemberitaan edukatif.
Oleh sebab itu, dia berharap agar hubungan SMSI dengan Pemko Siantar dapat berkesinambungan, terutama dalam hal memberikan pemberitaan edukasi positif kepada masyarakat.
Harapan serupa disampaikan Kapolres Simalungun AKBP Ronald FC Sipayung. Dia ingin SMSI mendukung kinerja kepolisian dalam upaya menjaga kamtibmas, terutama di tengah memasuki tahun politik 2024.
Ronald berharap SMSI hadir terdepan bersama kepolisian dalam menjaga kamtibmas, sehingga tidak ada informasi liar di tengah masyarakat.
Sementara itu, Ketua SMSI Siantar-Simalungun, Rivay Bakkara Nicholson mengatakan, dengan terselenggaranya Pelatihan Workshop Media Siber, diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dan kompetensi para jurnalis.
Usai Pelatihan Workshop Media Siber dan kata-kata sambutan, acara dilanjutkan pemotongan kue dan nasi tumpeng serta menerima piagam penghargaan dari SMSI.
Baca: 6 Februari 2023, Bos-bos Media Online se-Indonesia Naik Becak Keliling Siantar
Baca: Ini Titah Walikota Susanti Menyambut Idul Fitri 2023, Kepala OPD Harus Tahu!
Hadir dalam acara itu, Walikota Siantar Susanti Dewayani, Dandenpom I/I Pematang Siantar Mayor CPM Junilham Sitorus SH, Kapolres Simalungun AKBP Ronald FC Sipayung SH SIK MH, Bupati Simalungun diwakili oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Andri Rahardian, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematang Siantar Muqorobin, Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pematang Siantar Johannes Sihombing SSTP MSi, organisasi media, serta para jurnalis.