SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Bobby pada akhirnya mengakui ada kelalaian pekerja/pegawai di balik kasus pertalite bercampur air di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 14.211.207, Jalan Sangnaualuh Damanik, Simpang Sambo Kota Pematangsiantar.
Pemilik SPBU Simpang Sambo ini membenarkan bahwa menurut prosedur, harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum melakukan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) setiap harinya. Pengecekan dilakukan dengan menggunakan stik.
“Ada namanya pasta air. Ah itulah kami cucukkan. Dicek dia, setelah OK, baru dijual,” terang Bobby, lewat sambungan telepon kepada BENTENG SIANTAR, Jumat (11/10/2024), siang.
Sementara yang terjadi, Kamis (10/10/2024) pagi itu, kata Bobby, supervisor Juli Purba datang kesiangan karena alasan kurang enak badan (sakit demam) setelah diguyur hujan sepanjang malam. Juli Purba tiba di SPBU Simpang Sambo, sekitar jam sembilan lewat waktu setempat.
Baca: Dalam Dua Minggu, Timbun 2.600 Liter Biosolar, Didapat dari SPBU Siantar
Sementara, operator tanpa mengecek, langsung melakukan penjualan BBM. Tidak disangka-sangka, maka terjadilah, sejumlah pengendara mengeluhkan kendaraan bermotor mereka mogok seusai melakukan pengisian BBM di SPBU Simpang Sambo. Kejadian itu pun viral.
“Jadi itu memang, salahnya operator di sini tidak mengecek dan dia tidak mengerti. Dan, memang yang mengecek itu tugasnya pengawas. Pengawasnya, si Juli Purba,” kata Bobby, yang pada saat itu mengaku sedang berada di rumah sakit.
Di sisi lain, Bobby menjelaskan kronologi peristiwa BBM jenis pertalite bercampur air di SPBU Simpang Sambo. Kejadian berawal dari adanya keretakan halus pada lantai semen di area SPBU miliknya, yang mereka tidak ketahui selama ini.
“Kalau diperhatikan pun tidak nampak (tidak kelihatan, red),” sebut Bobby.
Hal itu baru diketahui Bobby, setelah Tim HSSE Pertamina bersama Polres Pematangsiantar melakukan pengecekan atau semacam investigasi di SPBU Simpang Sambo. Dari pengecekan itu air diduga kuat masuk ke tangki pendam, lewat celah-celah semen yang mengalami keretakan halus.
“Nah, dari situ lah masuk air (maksudnya: dari semen yang mengalami keretakan halus). Air lalu turun ke dombak, dari dombak masuk ke tangki. Itu dia penyebabnya,” terang Bobby.
Mengenai penyebab terjadinya keretakan halus pada lantai semen, lanjut Bobby, diduga kuat akibat sering dilintasi truk-truk sarat muatan saat melakukan pengisian BBM.
“Sedangkan aspal saja bisa jebol. Masuk akal juga. Maka terjadilah keretakan yang tidak terlihat kita,” tandasnya.
Ketika ditanya apakah hal itu tidak diprediksi sejak awal pembangunan? Menurut Bobby, sudah diperhitungkan oleh pihak HSE Pertamina.
“Kita membangun itu mengikuti apa yang mereka suruh. Kira-kira begitulah kalau bahasa awamnya,” ujar Bobby, seraya mengatakan bukan maksud ingin membenarkan diri.
“Boleh abang cek seluruh SPBU yang di Indonesia ini. Kita mengikuti perintah mereka. Gak bisa kita membuat itu sesuka hati kita. Termasuk masalah semen, kabel, segala macam. Termasuk sewaktu pengecoran-pengecoran, itu mereka yang mengatur semua,” ujarnya lagi.
Diketahui, hujan lebat melanda Kota Pematangsiantar, sejak beberapa hari belakangan. Hampir setiap malam, hujan.
Menurut pihak SPBU Simpang Sambo, mereka terkena dampaknya. Tangki pendam terendam banjir.
Baca: Sumber Air Bersih Warga Tercemar Minyak, SPBU Sinaksak Diminta Stop Beroperasi!
Baca: Perkara Penggelapan Uang SPBU Rp7 Miliar, Meliani Dituntut 5 Tahun Penjara
Sehingga, Bobby berpendapat bahwa kejadian pertalite bercampur air di SPBU miliknya hingga menimbulkan keluhan sejumlah pengendara karena kendaraannya mogok, murni terjadi karena bencana alam.
“Istilahnya, bagaimanalah mau kita bilang; pertama penyebab bencana alam, kedua sialnya kami. Sial badan lagi datang. Di situ pula lagi sakit dia (Juli Purba), di situ pula kejadian,” keluh Bobby.
Namun dari pantauan BENTENG SIANTAR, posisi SPBU 14.211.207 Simpang Sambo Siantar, berada di atas permukaan badan jalan. Bahkan, masih lebih tinggi dibanding dengan halaman HKBP Dame, gereja yang berada di seberang SPBU.
Nah.. menurut seorang pekerja di HKBP Dame, halaman gereja itu tidak pernah dilanda banjir sekalipun hujan lebat melanda. Kalaupun hujan lebat, paling hanya menimbulkan genangan air di halaman gereja.
Akan tetapi, sebentar saja, air surut. Air langsung mengalir ke parit di sisi luar halaman gereja.
Untuk diketahui, terdapat parit berukuran relatif besar dan berfungsi dengan baik pada sisi kanan dan kiri jalan, yang diapit SPBU Simpang Sambo dan Gereja HKBP Dame.
Kanit Ekonomi Polres Pematangsiantar Ipda Chandra Ritonga, ketika ditanya perkembangan penyelidikan kasus pertalite bercampur air di SPBU Simpang Sambo, menyarankan agar datang ke kantor.
“Nanti kita jelaskan,” tulis Chandra via WhatsApp.
Baca: Pertalite Diduga Campur Air, SPBU Simpang Sambo Siantar di-Police Line
Baca: Heboh! Truk Pengangkut BBM Nyaris Meledak di SPBU Melanthon Siregar
Termasuk ketika diminta pendapatnya mengenai alasan pihak SPBU Simpang Sambo yang mengatakan dombak tangki kemasukan air karena banjir, sementara posisinya lebih tinggi dari permukaan jalan dan halaman gereja HKBP Dame, Chandra enggan berkomentar lebih lanjut.
“Makasih infonya, bg,” singkat Chandra.