HUTABAYURAJA, BENTENGSIANTAR.com– Dalam pembuatan bangunan jalan, pondasi merupakan kunci. Pondasi harus dibangun kokoh supaya dapat menahan beban secara maksimal.
Salahsatu yang sering dipakai dalam pembuatan pondasi adalah rabat beton atau yang dikenal dengan istilah lean concrete.
Kemudian komposisi pembuatan rabat beton harus diatur secara presisi dengan perbandingan bahan 1 : 2 : 3, bahan semen 1, bahan pasir 2, bahan kerikil 3. Lalu dicampur dengan air sebanyak 0,5 porsi.
Namun yang terjadi di Huta Tomuan, Nagori Bahal Batu, Kecamatan Huta Bayu Raja, Kabupaten Simalungun, ada proyek pembangunan jalan rabat beton diduga asal jadi.
BENTENG SIANTAR yang menerima informasi adanya kejanggalan dalam proyek pembangunan jalan rabat beton itu pun turun ke lokasi. Dari pengamatan di lokasi pada Selasa (20/7/2022), berikut ini indikasi penyimpangan dalam pelaksanaan proyek dananya bersumber dari Dana Desa Tahun Anggaran 2022 tersebut.
Sesuai plang proyek di lokasi, kegiatan pembuatan jalan rabat beton tersebut memiliki volume panjang 160 meter dan lebar 3 meter. Biaya fisik sebesar Rp140.220.500.
Dalam pengerjaannya, tampak patok kayu waru. Lalu, di sisi kanan dan kiri jalan terlebih dahulu dilakukan penggalian parit kecil.
Namun, dalam pengecoran rabat beton dilakukan langsung di tanah merah. Tanpa terlebih dahulu dilakukan pembatuan jalan sebagaimana lazim proyek rabat beton. Juga, sama sekali tidak terlihat ada besi tikar dalam proyek jalan rabat beton tersebut.
Baca: Pondasi Tanpa Galian, Proyek Irigasi di Nagori Bosar Bayu Disorot
Baca: Proyek Irigasi Ambruk di Nagori Bosar Bayu, Padahal Baru Dibangun
Nah soal itu, Suriono, pihak yang mengaku Bendahara Pemerintah Nagori Bahal Batu langsung memberi klarifikasi. Menurut Suriono, tidak masalah pengecoran rabat beton langsung dilakukan di tanah.
“Tidak masalah kalau langsung dicor, sudah padat ini bang,” kata Suriono.
Informasi diperoleh jika dalam laporan pengerjaan proyek jalan rabat beton itu melibatkan pekerja sebanyak 20 orang. Tapi, fakta di lapangan, berbeda.
Masih dengan Suriono, pihak yang mengaku Bendahara Pemerintah Nagori Bahal Batu, menyebutkan jika jumlah pekerja dalam proyek itu di lapangan hanya sebanyak 13 orang. Suriono memilih diam ketika dipertanyakan jika jumlah pekerja seharusnya berjumlah 20 orang.
Lalu, tentang keberadaan Danu, salahseorang pekerja yang diduga masih di bawah umur. Suriono mengatakan, jika Danu sudah memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk).
Selain itu, awak media sama sekali tidak melihat keberadaan TPK (tim pengelola kegiatan) di lokasi kerja. Tapi, Suriono langsung menyanggahnya.
“Tadi, datang ketuanya di sini bang, Lambok Tampubolon,” kata Suriono.
Baca: Dugaan Suap Proyek Rp50 Miliar di Balik Viral Isu Penyekapan Kadis Pendidikan Simalungun
Baca: Diragukan Kualitas Proyek Irigasi di Nagojor Jawa Maraja Bah Jambi
Kemudian ketika ditanya tentang kompisisi campuran material pembuatan rabat beton, Suriono memilih bungkam.
Sementara itu, Pangulu Nagori Bahal Batu belum memberikan klarifikasi soal indikasi pengerjaan proyek jalan rabat beton diduga asal jadi itu.