Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Kelapa di Silau Bayu, Indikasi Mark Up Harga 300 Persen

Share this:
CHANDRO PURBA-BMG
Pangulu Silau Bayu, Sahlan Sinaga (insert). Latar: Kantor Pangulu Nagori Silau Bayu, Kecamatan Gunung Maligas, Simalungun.

Harga Rp100 Ribu

Melihat awak media BENTENG SIANTAR mengernyitkan kening, Sahlan Sinaga berusaha menjelaskan, kalau bibit kelapa yang dibagikan ke warga itu, bukanlah bibit biasa.

Melainkan bibit kelapa hibrida. Kelapa berkualitas unggul, masa produktifnya singkat, pohon yang pendek, dan buah yang lebat.

“Tiga tahun sudah berbuah,” kata Sahlan, berusaha meyakinkan.

“Harga Rp100 ribu (termasuk pajak),” sambungnya.

Lalu, mengenai pupuk urea, Sahlan mengungkapkan, pupuk bantuan merupakan non subsidi. Mereka membeli sebanyak 56 sak, seharga Rp615 ribu per sak.

Lalu, ketika ditanya apakah harga sebesar Rp100 ribu per pokok itu, tidak kemahalan untuk bibit kelapa? Kali ini, Sahlan sempat terdiam.

Bibit kelapa hibrida bantuan dari Pemerintahan Nagori Silau Bayu. Foto ini dijepret dari belakang rumah warga Huta III, Nagori Silau Bayu, belum lama ini.

BacaProyek Irigasi Ambruk di Nagori Bosar Bayu, Padahal Baru Dibangun

BacaProyek Jalan Lapen Senilai Rp127 Juta di Silau Bayu Diyakini Asal Jadi, Baru Dikerjakan Sudah Mrotol

Tapi kemudian, dia menyampaikan bahwa pengadaan bibit kelapa hibrida dan pupuk merupakan program Pemerintah Nagori Silau Bayu dan dirumuskan lewat musyawarah masyarakat nagori. Sahlan mengklaim jika bibit kelapa hibrida itu adalah kebutuhan warga.

“Ada berita acaranya,” tandas Sahlan.

Halaman Selanjutnya >>>

Terlalu Mahal

Halaman Sebelumnya <<<

Share this: