SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Setelah Asner Silalahi, Walikota Siantar terpilih meninggal dunia, tak berselang lama, suhu politik di Kota Pematang Siantar kembali memanas.
Susanti Dewayani, pasangan almarhum Asner Silalahi saat Pilkada Siantar 2020 lalu, bakal naik menjabat Pj Walikota Siantar dan seterusnya didefenitifkan.
Lalu, Siapa yang menggantikan Susanti Dewayani untuk posisi Siantar Dua (sebutan lain Wakil Walikota Siantar) kelak, inilah kemudian menjadi rebutan. Peminatnya banyak.
Yang menyodorkan diri ke partai politik juga tidak sedikit. Ada Rospita Sitorus, mantan Wakil Ketua DPRD Simalungun yang kalah suara pada Pilkada Simalungun 2020 lalu. Kemudian, Mangatas Silalahi, Wakil Ketua DPRD Siantar.
Lalu, muncul Astronout Nainggolan, politisi PDIP yang saat ini duduk sebagai Anggota DPRD Siantar. Ada Suhanto Pakpahan, politisi Hanura juga wakil rakyat di DPRD Siantar. Selanjutnya, ada Yan Santoso Purba, seorang ASN di Departemen Keuangan.
Baca: Meninggalnya Asner Silalahi Mengingatkan Kita kepada Hulman Sitorus
Baca: Daftar ke PDIP, Anak Almarhum Asner Silalahi Ingin Mengembalikan Senyuman Ibu
Diantara mereka telah mendaftar sebagai bakal calon Wakil Walikota Siantar ke partai politik pengusung pasangan Asner Silalahi-Susanti Dewani tempo hari.
Mereka akan menjadi pesaing terberat Sondi Silalahi, anak almarhum Asner Silalahi, untuk merebut Singgasana mendampingi Susanti Dewayani hingga 2024.
Rajamin Sirait, salah satu tokoh Siantar yang pada masa Pilkada 2020 lalu, sempat digadang-gadang menjadi bakal calon kepala daerah berpendapat bahwa untuk melanjutkan perjuangan almarhum Asner Silalahi, tidak ada salahnya kesempatan diberikan kepada anak sulungnya Sondi Silalahi.
“Pandangan kita, harusnya almarhum Asner Silalahi itu dihormati. Sama misalnya ketika Hulman Sitorus (Walikota Siantar Terpilih) meninggal, kemudian masuk nama Togar Sitorus. Sebenarnya, lebih gentleman begitu,” kata Rajamin Sirait, belum lama ini.
Ketika ada anggapan bahwa Sondi Silalahi tak mampu membantu walikota dalam menjalankan roda pemerintahan karena tidak memiliki pengalaman dan masih muda, Rajamin berpandangan justru hal itu keliru.
“Kan ada staf dan camat, sudah ada sistem dan perangkat. Bukan hal susah menjalankan pemerintahan. Paling utama adalah mengontrol sudah sejauh mana capaian kerja. Dan, yang penting itu adalah inovatif,” ujarnya.
Baca: Duka di Balik Kemenangan Asner Silalahi, Abang Kandungnya Meninggal Dunia
Baca: Meski Telah Tiada, Susanti Akan Selalu Ingat Asner Silalahi
Rajamin menuturkan, untuk kemajuan Siantar, yang dibutuhkan adalah kemauan. Kemudian, kemampuan tentang daerah secara lokal sangat membutuhkan kolaborasi dengan pengalaman seseorang dari daerah lain.
“Apa benar Sondi sama sekali tidak punya kemampuan untuk kebutuhan pembangunan sekarang ini? Saya rasa justru dia punya kemampuan. Contohnya dalam dunia digital. Mungkin dia punya ilmu untuk sistem pemerintahan berbasis online,” katanya.
Melihat fenomena pencalonan wakil walikota, bagi Rajamin Sirait, itu menunjukkan karakter yang hanya ingin mendapat sesuatu dan bukan seorang petarung sejati.
“Bagi saya, orang-orang yang mencalonkan diri untuk jadi wakil walikota itu bukan sosok petarung. Kenapa sekarang orang berebut jadi wakil? Karena bermimpi di tahun 2024, dia laku? Jadi ini kan mental-mental instan dan pragmatis. Bukan mental pemenang atau pertarung,” kata Rajamin.
Sementara itu, Pdt Dion Panomban, salah seorang tokoh agama berharap, petinggi partai mengedepankan hati nurani.
“Sebenarnya, politik itu bagus. Tujuannya membuat tatanan suatu kota lebih baik. Tetapi, politik harus didasari oleh moral yang benar. Kalau tidak didasari moral, kita khawatir kota ini bukan bertambah baik, malah semakin rusak,” ujarnya.
Baca: Asner Silalahi Ingin Pedagang Dibekali Teknologi agar Lebih Berdaya Saing
Baca: Apa Penyakit Asner Silalahi Sebelum Meninggal? Begini Keterangan Adiknya
Dion ingin, petinggi partai memberikan kesempatan untuk Sondi Silalahi.
“Kasihlah kesempatan. Walau dia masih muda, toh ada dr Susanti selaku wali kota yang lebih senior dan berpengalaman,” kata Dion.
Melihat biografi Sondi, tambah Dion, sudah cukup membantu membawa pemerintahan lebih baik dan transparan lewat digitalisasi.
“Kita dapat informasi, Sondi adalah orang yang paham mengenai dunia digital. Saya rasa, ilmunya bisa disandingkan di pemerintahan. Membawa transformasi, baik birograsi yang baik dan pelayanan kepada masyarakat secara online,” pungkasnya.