Saat Energi Terkuras Pandemi, RHS Hidupkan Kembali Tradisi Nenek Moyang, Perbaikan Jalan 162,5 Km Terkabul

Share this:
BMG
Gerakan Marharoan Bolon melakukan perbaikan jalan di sejumlah tempat di Kabupaten Simalungun. Bupati Simalungun Radiapoh Sinaga.

Radiapoh menggambarkan bahwa berbagai elemen masyarakat telah menunjukkan partisipasi luar biasa dalam meringankan beban Pemerintah Kabupaten Simalungun. Dia mengungkapkan kondisi kas keuangan sangat minim jika dimanfaatkan untuk perbaikan infrasruktur jalan yang rusak parah.

“Saya berharap, dari capaian dan hasil evaluasi kerja realisasi Gerakan Marharoan Bolon Membangun Simalungun ini, akan lebih membuka hati seluruh masyarakat yang ada di bumi ‘Habonaron Do Bona’, maupun di perantauan serta para pengusaha, untuk meningkatkan volume partisipasi dalam membangun Kabupaten Simalungun lebih maju, lebih baik dan rakyatnya sejahtera,” kata Radiapoh.

Kas Minim

Bagi Radiapoh, dampak dari gerakan Marharoan Bolon sesungguhnya sangat luar biasa. Yang paling dirasakan, adalah bangkitnya naluri rasa empati (peduli) masyarakat terhadap kondisi Kabupaten Simalungun, terkhusus masalah yang sedang dihadapi Pemerintah Kabupaten Simalungun, terkait kondisi kas keuangan yang sangat minim.

“Rasa empati itu menggerak semangat berbagai lapisan masyarakat untuk memberikan waktu dan pikirian, bahkan apa yang dimiliki untuk disumbangsihkan dalam program perbaikan jalan rusak parah menjadi layak dilintasi kendaraan roda empat dan dua,” kata Radiapoh.

BacaDikelola Perusahaan Miliknya, RHS Panen Padi Hingga 11 Ton per Hektar

BacaInsiden Mikrofon Rusak Saat RHS-ZW Tampil di Debat Publik Putaran Kedua

Menurut Radiapoh, apa yang disumbangkan masyarakat terhadap perbaikan jalan rusak tersebut, jika dikonversikan ke rupiah, nilai nominalnya kurang lebih Rp3.450.270.900, dengan total ruas jalan yang rusak parah dan sudah diperbaiki sepanjang 162.583 meter atau 162,5 Km.

“Dengan swadaya masyarakat, 162,5 Km jalan rusak parah sudah diperbaiki dan layak dilintasi. Dampaknya cukup besar, arus pendistribusian hasil pertanian menjadi lebih cepat sampai ke tujuan dan biaya pengeluaran angkut hasil bumi, juga semakin ngirit,” imbuhnya.

Bersambung ke halaman 4..

Share this: