Proyek Jembatan di Huta Bosar Bayu, Pekerja Lokal Tidak Dilibatkan, Alasan Pangulu Mengada-ada

Share this:
RICHARDO GULTOM-BMG
Salahseorang pekerja tampak duduk di proyek jembatan menuju perladangan warga Huta Bosar Bayu, Nagori Bosar Bayu, Kecamatan Huta Bayu Raja, Simalungun. Foto dibadikan belum lama ini.

Takaran Adukan Semen dan Pasir, Main Taksir

Dari protes itu, kemudian muncul kecurigaan warga. Terutama terkait kualitas proyek pembangunan jembatan dan tembok penahan tanah tersebut.

BENTENG SIANTAR yang mendapat kesempatan, diajak oleh warga setempat langsung melihat pelaksanaan di lapangan. Proyek jembatan itu berada di Huta Bosar Bayu, tepatnya menuju perladangan warga di Bosar Bayu.

Namun, dari pengamatan, ada beberapa kejanggalan. Pertama, dalam proses pengecoran, pekerja menggunakan perancah dengan kayu anak gala-gala. Sehingga, warga meragukan kekokohan fisik beton.

Selain itu, takaran adukan semen dan pasir tidak beraturan. Kemudian, saat proses mengaduk semen dan pasir tanpa menggunakan molen (alat pengaduk semen), melainkan  dilakukan manual.

Dari kejanggalan di lapangan, warga menduga jika proyek jembatan itu terkesan asal-asalan, tidak sesuai bestek.

Diketahui bahwa proyek pembangunan Jembatan tersebut memiliki panjang 4 meter dan lebar 2,5 meter. Kemudian, pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) dari dua sisi.

Proyek pembangunan jembatan Tahun Anggaran 2022 di Huta Bosar Bayu, tepatnya menuju perladangan warga di Bosar Bayu, Kecamatan Huta Bayu Raja, Simalungun.

BacaDugaan Suap Proyek Rp50 Miliar di Balik Viral Isu Penyekapan Kadis Pendidikan Simalungun

BacaPerbaikan Parit Pasangan di Nagori Nusa Harapan Sarat Korupsi

Pertama, Tembok Penahan Tanah sepanjang 50 meter, dengan tinggi rata-rata 0,4 meter dan kedua, Tembok Penahan Tanah panjang 20 meter, tinggi rata-rata 0,3 meter.

Nilai proyek keseluruhan sebesar Rp136.720.280. Sumber dana dari Dana Desa Tahun Anggaran 2022.

Halaman Sebelumnya <<<

Share this: