Benteng Siantar

Keluh Kesah Warga Bulu Malando Simalungun, dari 1928 ‘Belum Merdeka’, Mangapul Purba Beri Respon Tegas, Catat!

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, Mangapul Purba saat menggelar Reses II Tahun Sidang IV Tahun 2022-2023, di Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun, Jumat (3/3/2023).

SIMALUNGUN, BENTENGSIANTAR.com– Dari 12 huta (dusun) di Nagori Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, ada satu dusun yang sampai sekarang, masyarakatnya belum dapat merasakan nikmatnya naik kendaraan sampai ke halaman rumah.

Namanya, Dusun Bulu Malando. Sebuah perkampungan yang berdiri sejak 1928. Tanahnya subur. Warga di sana rata-rata berprofesi sebagai petani dengan hasil memuaskan.

Namun sayang, akses menuju Dusun Bulu Malando masih jalan setapak dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Sesekali bisa naik sepeda motor, tapi itupun kalau lagi musim kemarau. Kalau musim penghujan, jalanan akan licin dan berlumpur.

“Maka, anak-anak kami mulai dari yang SD, SMP, SMA, semua harus melepas sepatu, setiap kali ingin pergi pulang dari sekolah. Begitulah kondisi kami, pak,” ungkap Merpin Sinaga, salahseorang warga Dusun Bulu Malando, Nagori Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, dalam Acara Reses II Tahun Sidang IV Tahun 2022-2023 DPRD Provinsi Sumatera Utara, bersama Mangapul Purba SE, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, Jumat (3/3/2023).

Suasana Reses II Tahun Sidang IV Tahun 2022-2023 DPRD Provinsi Sumatera Utara, bersama Mangapul Purba SE, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, di Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Jumat (3/3/2023).

BacaPimpinan OPD di Simalungun Diberi Otoritas Pilih Kabinet, Bupati Radiapoh: Saya Hanya Melantik

BacaBanjir Marihat dan Marjandi, Mangapul Purba: PTPN IV Tak Peduli, CSR Tak Jelas

Menurut Merpin, dari dulu sejak berdiri Dusun Bulu Malando pada Tahun 1928, mereka merasa belum merdeka.

“Mulai zaman Oppung saya, bapak saya, dan zaman saya, sampai sekarang tidak pernah sekali pun naik mobil ke dalam. Kami masih jalan kaki. Jadi, mohon perhatikan kami pak,” kata Merpin kepada Anggota DPRD dari dari Daerah Pemilihan IX (Kabupaten Simalungun dan Kota Pematang Siantar) itu.

Halaman Selanjutnya >>>

Ketika Mangapul Purba Berkelakar Bikin Warga Terbahak

Ketika Mangapul Purba Berkelakar Bikin Warga Terbahak

Diketahui, jarak tempuh menuju Dusun Bulu Malando kurang lebih sejauh 3 Km. Akses masuk dapat ditempuh dari Simpang Marihat Huta, Kecamatan Dolok Panribuan.

“Bulu Malando. Ini dari Marihat Huta masuk kanan. Adong jembatan di toruan. Ai huboto do. Ale, saleleng on na huboto kuning do huta i. Sip sip au, hu hafal do sude. (ada jembatan di sana. Aku tahu. Cuma, yang kutahu selama ini, kampung itu kuning. Diam-diam saya amati itu, red),” kata politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa MP itu setengah berseloro dan disambut tawa pengurus dan warga dalam acara reses yang digelar di Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun itu.

Lalu, Mangapul Purba kembali bertanya ke Merpin Sinaga; “Boido merah dibahen ho? (Apakah bisa warga di sana mendukungnya?” Dan, warga menjawab kompak; bisa.

BacaPria asal Medan Edar Narkoba di Siantar, Sabu Disimpan dalam Topi Polisi

BacaMangapul Purba: BMI Harus Beri Kontribusi Nyata Terhadap Kejayaan PDI Perjuangan

Menurut Mangapul Purba, pembangunan jalan menuju Dusun Bulu Malando akan terealisasi jika warganya kompak. Termasuk dalam menentukan sikap politik, supaya simetris mulai dari pusat, provinsi sampai ke tingkat daerah.

“Ikkon sada do sian toru tu ginjang. Jadi, molo adong pe ulaon di toru, ro na sian ginjang. Molo adong sibagian na sian ginjang dapotan tong na di toru. Dipatuppu do attong matani dekke tu matani doton. Alai, warna unang marbeda. (Harus bersatu dari bawah sampai ke atas. Jadi, kalau ada pekerjaan di bawah, datang lah yang dari atas. Kalau ada pembagian dari atas, yang di bawah juga ikut kebagian. Tapi, kita harus kompak, red)” kata Mangapul.

Halaman Selanjutnya >>>

Semua Harus Kompak

Halaman Sebelumnya <<<

Semua Harus Kompak

Menurut Mangapul, dalam menentukan pilihan politik harus tegak lurus, dari pusat, provinsi hingga daerah tingkat kabupaten/kota.

“Molo sada i gijjang nabiru, di tonga na merah, di toru si coklat, boa namai? Belang-belang nama hita. Nasib ta pe belang-belang ma tong. Kan i do kan? (Kalau di atas biru, di tengah merah, di bawah coklat, bagaimana lah itu? Belang-belanglah kita. Nasib pun abu-abu. Kan begitu, red),” ujar Mangapul dan disambut tepuk tangan warga.

Selain merespon aspirasi warga Bulu Malando, Mangapul Purba juga menyoroti kondisi warga di Dolok Parmonangan, yang selama ini memanfaatkan saluran irigasi untuk keperluan MCK (mandi, cuci dan kakus).

Menurut dia, memanfaatkan irigasi untuk keperluan MCK, adalah salahsatu penyebab stunting (gagal tumbuh kembang pada anak). Dan, pemerintah saat ini tengah concern dalam penanganan stunting.

“Di atas orang cuci piring, di atasnya lagi orang meeting (maksudnya: buang air besar). di bawah orang mandi. Ini tidak baik untuk kesehatan,” kata Mangapul.

Oleh sebab itu, dia meminta stafnya agar mencatatkan permintaan Dolok Parmonangan sebagai salahsatu prioritas untuk diperjuangkan.

“Tolong ini dicatat untuk dimasukkan ke dalam penanganan stunting. Oke ini kami tampung,” tegas Mangapul.

Selanjutnya, keluhan warga mengenai saluran irigasi di Nagori Dolok Tomuan, Mangapul Purba meminta agar warga bersama stafnya sama-sama mengidentifikasi apa persoalannya. Kemudian, melakukan estimasi kira-kira berapa biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan.

“Coba diidentifikasi dulu apa persoalannya ke P3A (kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air)! Apa masalahnya, catatkan! Kemudian, berapa kira-kira dana yang dibutuhkan untuk perbaikan. Estimasi biayanya dengan PSDA!” pinta Mangapul kepada stafnya.

Suasana Reses II Tahun Sidang IV Tahun 2022-2023 DPRD Provinsi Sumatera Utara, bersama Mangapul Purba SE, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, di Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Jumat (3/3/2023).

Untuk diketahui bahwa akibat saluran irigasi tidak berfungsi mengakibatkan petani di Dolok Parmonangan dan Gunung Mariah, tidak bisa melakukan budidaya tanam padi secara teratur. Oleh warga, sebagian lahan persawahannya telah dikonversi menjadi tanaman jagung dan yang lainnya.

BacaSekda dan 12 Pejabat Eselon II Pemko Siantar Ikut Job Fit, Sinyal Mutasi?

BacaSatu Pantun Andalan Mangapul Purba Tiap Kali Tatap Muka, Suasana pun Mencair

Di ujung acara, Mangapul Purba meminta agar seluruh aspirasi warga Kecamatan Dolok Panribuan segera disampaikan untuk dimasukkan dalam Renja (Rencana Kerja) yang akan digelar dalam waktu dekat. Ia ingin agar para petani di Dolok Parmonangan dan Gunung Mariah dapat kembali menanam padi di 2024.

“Kami bulan depan sudah membahas. Saya akan turunkan anggaran dari provinsi,” pungkas Mangapul.

Halaman Sebelumnya <<<