Indikasi Korupsi Proyek Rabat Beton di Siabarta, Nagori Mekar Bahalat, Ketebalan 12 Cm, Seharusnya 15 Cm!

Share this:
RICHARDO GULTOM-BMG
Kantor Pangulu Nagori Mekar Bahalat, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Simalungun, tampak kosong. Foto diabadikan Senin (22/01/2024).

JAWAMARAJA, BENTENGSIANTAR.com– Proyek rabat beton di Huta Siabarta, Nagori Mekar Bahalat, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terindikasi korupsi. Indikasi korupsi proyek yang didanai Dana Desa Tahun Anggaran 2023 itu terpantau dari ketebalan base hanya 12 cm dari seharusnya 15 cm.

Hal itu terungkap dari pantauan langsung Benteng Siantar di lokasi proyek Huta Siabarta, Nagori Mekar Bahalat, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Senin (22/01/2024). Itu proyek sudah selesai.

Menurut informasi dari plang proyek, proyek itu merupakan kegiatan Dana Desa Tahun Anggaran 2023. Nama kegiatan Rabat Beton (Hanpang), dengan volume panjang 181 meter, lebar 3 meter x (base) 15 cm. Biaya fisik Rp170.846.000, PPN 11 persen (bahan + alat) sebesar Rp12.840.000, biaya umum Rp5.124.518, dengan total biaya Rp188,81 juta.

Tetapi jika melihat fakta lapangan, anggaran yang masuk untuk pembangunan proyek rabat beton itu diperkirakan tidak sampai Rp150-an juta. Perkiraan itu terlihat dari ketebalan base rabat beton.

“Kalau kami melihat, jangan-jangan 50 persen pun tak ada itu bang. Ukurlah bang ketebalannya, kurang itu…” kata salahseorang warga setempat.

Merespon warga, awak media Benteng Siantar lalu secara sukarela melakukan pengukuran base rabat beton. Dengan alat ukur meter, awak media melakukan pengukuran secara acak di beberapa titik pada fisik bangunan.

Dari pengukuran itu menunjukkan bahwa ketebalan rata-rata diperkirakan hanya 12 cm. Sementara, menurut informasi sebagaimana tertulis pada papan plang proyek, itu rabat beton memiliki ketebalan 15 cm.

Kolase foto proyek rabat beton di Huta Siabarta, Nagori Mekar Bahalat, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Simalungun. Dari foto terlihat ketebelan base 12 cm, dari seharusnya 15 cm.

BacaProyek Rabat Beton di Buntu Bayu Hatonduhan, Baru Dibangun Sudah Retak

BacaProyek Jalan Lapen Senilai Rp127 Juta di Silau Bayu Diyakini Asal Jadi, Baru Dikerjakan Sudah Mrotol

Atas indikasi itu, Benteng Siantar berusaha menanyakan langsung ke Pangulu Nagori Mekar Bahalat, Parsaoran Jilfina Manik. Namun, menurut salahseorang staf Kantor Pangulu Nagori Mekar Bahalat, Parsaoran sedang tidak berada di tempat.

“Lagi keluar pak,” kata salahseorang staf Kantor Pangulu Nagori Mekar Bahalat.

Sementara, upaya konfirmasi via WhatsApp, meski menunjukkan centang dua, Parsaoran sama tidak membalas.

Sedangkan menurut pendamping desa, Ali Sadar Sinaga, proyek rabat beton di Mekar Bahalat sama sekali belum serah terima.

“Belum serti itu, pak (serah terima),” kata Ali Sadar kepada Benteng Siantar.

BacaOknum Perangkat Desa di Talang Bayu Simalungun, 6 Bulan Lebih Tidak Masuk Kerja tapi Gaji Tetap Dibayar, Kok Bisa?

BacaProyek Rabat Beton di Huta IV Urung Bayu, Tanah Jawa Terindikasi Korupsi, Buktinya Ini ..

Melihat indikasi korupsi itu, Chandra Kirana Silalahi, selaku sosial kontrol berpendapat bahwa aparat penegak hukum harus bertindak.

“Ini harus dilapor ke Tipikor, biar diperiksa,” tandas Chandra.

Share this: